JAKARTA, iNewsAsahanRaya.id - Saat terjadi kepanikan di tengah masyarakat soal kenaikan harga BBM subsidi, Shell, BP dan Vivo kompak melakukan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM).
Di mana harga BBM nonsubsidi itu alami penurunan harga sejak 1 September 2022. Berikut fakta-fakta tentang harga BBM Shell, BP dan Vivo seperti dilansir dari Okezone, Minggu (4/9/2022).
1. Kompak Turun Untuk saat ini, Vivo, Pertamia dan Shell justru kompak menurunkan harga BBM nonsubsidi.
2. Penyesuaian Harga Dinamis Penyesuaian harga terus dilakukan secara dinamis, mengingat acuan harga minyak dunia yang juga fluktuatif. Jika sedang naik, maka harga BBM turut ditingkatkan, begitu juga sebaliknya.
3. Harga BBM Shell Shell justru menurunkan harga dari semua produk yang ditawarkan. Penurunan harganya pun bervariatif, mulai Rp1.000-an sampai lebih dari Rp2.000 per liter. Misalnya untuk Super, dari Rp18.500 per liter turun jadi Rp 17.300 per liter. Kemudian V-Power dari Rp19.990 per liter diturunkan jadi Rp18.300 per liter. Selanjutnya untuk V-Power Nitro+, harga di Juli yakni Rp21.280 per liter, sedangkan sekarang jadi Rp18.520 per liter. Begitu juga untuk V-Power Diesel, dari Rp21.870 per liter turun jadi Rp19.280 per liter.
4. Harga BBM BP Begitu juga untuk BP, semua produk BBM yang ditawarkan mengalami penurunan harga di Agustus 2022. Misal BP 90 dari Rp17.850 per liter jadi Rp17.195 per liter, BP 92 dari Rp17.990 per liter jadi Rp17.315 per liter. Lalu, untuk BP 95, harganya di Juli 2022 Rp19.990 per liter dan sekarang jadi Rp18.310 per liter. Begitu juga BP Diesel, bulan lalu harganya Rp21.900 per liter, kini jadi Rp19.650 per liter. 5. Harga BBM Vivo Untuk Vivo, produk Revvo 89 mengalami penurunan harga, dari Rp12.400 per liter jadi Rp9.990 per liter. Sedangkan Revvo 92 dan 95 mengalami kenaikan harga, yakni jadi Rp17.500 (Revvo 92) dan Rp19.500 (Revvo 95). 6. Harga Minyak Anjlok Meskipun ada penurunan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS), harga minyak tertekan oleh kekhawatiran ekonomi global yang akan melambat lebih lanjut dengan pembatasan baru untuk mengekang Covid-19 di China.
Editor : Mohd Fadly Pelka
Artikel Terkait