ROTORUA, iNewsAsahanRaya.id - Bank salah transfer hingga sekira Rp89 miliar membuat pasang muda suami istri ini kaya mendadak dan berfoya-foya.
Pasangan ini berasal dari Selandia Baru menerima transfer dalam jumlah yang salah sebesar NZD10 juta atau Rp89 miliar.
Nah kisah mereka kemudian diangkat dalam sebuah layar lebar. Pasangan itu bernama Hui Gao yang populer dengan sebutan Leo dan Kara Hurring.
Kisah mereka dimulai ketika Gao mengajukan pinjaman NZD100.000 ke bank Westpac untuk membantu bisnis pompa bensinnya yang sedang berjuang di Rotorua, Selandia Baru, pada 2009.
Pinjaman itu disetujui oleh Westpac. Namun, seorang pegawai bank melakukan kesalahan dengan menambahkan beberapa nol, menjadikan Gao sebagai jutawan dadakan.
Gao dan istrinya sadar uang itu bukan milik mereka. Namun, itu tidak menghentikan mereka untuk menikmati setiap menit uang tunai tersebut. Pasangan itu melarikan diri, dan menghabiskan banyak uang untuk berfoya-foya, termasuk berjudi dan menginap di hotel bintang lima.
Perburuan internasional akhirnya diluncurkan, tetapi pasangan itu menghabiskan dan menarik total NZD6,78 juta sebelum mereka ditangkap oleh polisi. Kisah hidup mereka telah diangkat dalam film "Runaway Millionaires".
Kini, seorang mantan teman flat pasangan itu, Bianca Taute, mengingat bagaimana dia melihat "banyak angka nol" ketika dia melihat rekening online Gao.
Menurut Taute, Gao merayakan dengan liar sesaat setelah dia me-refresh halaman rekening online-nya beberapa kali untuk memastikan uang yang salah transfer itu benar-benar nyata. "Gao sangat gembira, dia melompat ke tempat tidur sambil berteriak 'kami kaya raya' dan 'yahooing' dan 'woohooing'," kata Taute, seperti dikutip The Sun, Selasa (20/9/2022).
Hari berikutnya Gao dan Hurring menikmati makanan mewah, dengan yang pertama memesan sebotol brendi Prancis. Mereka kemudian melarikan diri, membawa putri mereka; Leena, tetapi meninggalkan yang lainnya, termasuk anak kucing peliharaan mereka.
Pasangan itu pertama-tama menuju ke Auckland di mana Gao mentransfer ratusan ribu dolar Selandia Baru dari rekeningnya dan mulai mencoba menyembunyikan uang itu. Secara total, Gao menggunakan 23 rekening bank dan melakukan 39 transfer untuk memindahkan uang itu ke luar negeri dalam upaya untuk menghentikan pihak berwenang menemukan uang tersebut.
Total, dia memindahkan NZD6,78 juta sebelum dia dan keluarganya pergi ke China. Pemberhentian pertama mereka adalah Makau, yang terkenal dengan perjudiannya, di mana mereka membuka rekening untuk berjudi dan menghabiskan banyak uang.
Mereka juga men-transfer ke rekening pemain judi atas nama ayah Gao, Alex Wang. Tapi bank Westpac segera menemukan kesalahan transfer tersebut dan memberi tahu pihak berwenang, yang mengeluarkan pemberitahuan Interpol untuk menemukan pasangan tersebut.
Akibatnya, Gao dan Hurring menjadi berita utama di seluruh dunia. Anehnya, banyak orang malah mendukung pasangan tersebut, melihat kisah mereka semacam kisah Robin Hood. Halaman Facebook bernama "We Support Leo Gao and his 10 Million Dollars – Run Leo Run" bahkan telah dibuat.
Meskipun diburu polisi, pasangan itu terus menjalani kehidupan mewah, dan Hurring bahkan menerbangkan saudara perempuannya Aroha ke Hong Kong untuk belanja besar-besaran. Sejak itu Aroha mengatakan dia tidak tahu bagaimana saudara perempuannya menemukan uang tunai dalam jumlah besar sampai akhirnya dia melihat laporan berita di China.
"Saya panik," katanya. "Dia memberi tahu saya bahwa NSD10 juta telah dimasukkan ke dalam rekening Leo secara tidak sengaja." Pihak berwenang kemudian memblokir semua rekening pasangan itu di luar negeri, memicu hubungan pasangan itu menjadi memburuk.
Setelah berbulan-bulan dalam pelarian, Hurring memilih menyerahkan dirinya ke polisi dan kembali ke Selandia Baru pada Februari 2011. Namun, pihak berwenang tidak dapat menangkap Gao, karena dia tetap berada di China yang tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Selandia Baru.
Tapi dia pada akhirnya membuat kesalahan dengan bepergian ke Hong Kong, yang memang memiliki perjanjian ekstradisi, di mana dia akhirnya ditangkap.
Gao kembali ke Selandia Baru pada 29 April 2009 dan mengaku bersalah atas pencurian dan mengatakan kepada pengadilan bahwa dia telah bertindak "seperti bajingan".
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait