HUT ke-77 TNI, Marinir Bangga dengan Perjuangan Heroik Kopral KKO Bakri

Tim Okezone
Kopral KKO Bakri semasa hidup. Foto: SINDOnews.

JAKARTA, iNewsAsahanRaya.id - HUT ke-77 TNI pada 5 Oktober 2022 diperingati dengan pelaksanaa upacara di depan Istana Negara, Jakarta.

Lahirnya TNI melalui proses sejarah dan perjuangan yang panjang hingga saat ini kekuatanna patut diperhitungkan negara lain. 

TNI mempunyai tiga matra TNI AD, TNI AL dan TNI AU. Tiap mempunyai kesatuan masing-masing. Termasuk juga TNI AL mempunyai kekuatan pasukan elitenya yakni Marinir.

Nah kehadiran Korps Marinir TNI AL tak bisa lepas dari andil seorang yang bernama  Kopral KKO Bakri. 

Sosok ini merupakan purnawirawan yang juga mantan prajurit Badan Keamanan Rakyat (BKR) Laut atau prajurit pasukan Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) CA IV di Kota Tegal.

Kopral Marinir atau dulu bernama KKP Bakri wafat pada 2 Mei 2021.  Banyak jasa yang ditorehkan Kopral Bakri untuk kemerdekaan Indonesia hingga cikal bakal pembentukan Korps Marinir.

Pasukan infanteri TNI AL ini bermula dari Corps Mariniers yang dibentuk pada Pangkalan IV Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) Tegal tepat pada tanggal 15 November 1945.

Pada 9 November 2020 atau kurang lebih setahun sebelum meninggal, Kopral Bakri yang kala itu berusia 90 tahun disambangi Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen TNI (Mar) Suhartono. Saat itu, Kopral Bakri banyak bercerita tentang kisah perjuangannya. 

Ditemui di kediamannya di Jalan Cempaka, Kelurahan Kejambon, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, Kopral KKO Purn Bakri dengan semangat menceritakan kisah perjuangannya melawan penjajah yang sudah menduduki Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

"Pada tahun 1947, kapal induk Amerika di tengah laut datang mendarat kemari (Tegal) dan menembakkan rudal. Peristiwa itu banyak makan korban," ujarnya.

Tidak berselang lama, Sekutu kembali menyerang dari arah selatan dengan menggunakan tank. Kala itu tentara Sekutu diboncengi Belanda yang berniat kembali untuk menjajah Indonesia.

"Tentara kita mundur. Mempertahankan pasukan ke daerah Karangmalang. Karangmalang masih Hutan Jati. Di situ tidak lama, kurang lebih dua bulan. Kemudian pindah dengan merayap selama dua malam ke Penggarit, Pemalang," ucapnya.

Di situ, kata Bakrie, tentara Indonesia kembali diserang oleh Belanda yang menyerang dari udara. 

"Waktu itu tentara kita pada mandi di kali. Tiba-tiba ada serangan dari udara, pesawat Belanda ngantem. Ngocar-ngacir. Banyak korban. Anggota CA IV banyak jadi korban di situ. Teman saya banyak yang ketembak dan mati di situ. Untung saya dempes (ngumpet) di tembok betonan. Saya selamat," ujarnya. 

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network