BATU BARA, iNewsAsahanRaya.id - Setelah sebelumnya sempat viral di media bahwa diduga PTPN 4 TIU memerintahkan para karyawan panen untuk bergotong royong menunas sawit milik perkebunan secara gratis tanpa upah alias kerja paksa, kini karyawan pemanen di PTPN 4 TIU kembali dihadapkan dengan penderitaan yang tak berkesudahan.
Meskipun karyawan sudah bersusah payah bekerja setiap hari sekuat tenaga untuk memperjuangkan PTPN 4 TIU dan juga memperjuangkan kehidupan keluarga dan tanggung jawab sebagai kepala rumah tangga, para karyawan pemanen di PTPN 4 TIU yang sudah bertahun-tahun bekerja disana malah mengaku tidak pernah menerima slip gajinya sendiri dari PTPN 4 TIU tempat mereka bekerja.
Peristiwa ini terjadi di lingkungan Perkebunan PTPN 4 TIU, Desa Tanah Itam Ulu (TIU), Kecamatan Datuk Lima Puluh, Batu Bara, Sumatera Utara.
Berdasarkan pengakuan dari salah satu karyawan yang tidak ingin namanya disebutkan, kepada iNewsAsahanRaya.id mengaku bahwa selama bertahun-tahun tidak menerima slip gaji dari PTPN 4 TIU, Rabu (22/04/2025).
"Awak mau minta slip gaji ke kantor aja hak awak, begaduh dulu awak mana ada dikasi, kok berapa lama uda tahun-tahunan bg. Contoh potongan jam sostek berapa, trus kelas berapa, potongan uang rumah nampak semua tu, kok ada utang-utang koperasi nampak semua tu di slip gaji ya sampe sekarang mana ada dikasi, kalo nilai beras katanya sepuluh ribu beras catu (Bulog)," ucap karyawan.
Ketika dikonfirmasi iNewsAsahanRaya.id kepada Savia H Daramita selaku Asisten SDM PTPN 4 TIU, dengan mempertanyakan
apakah kebijakan untuk tidak mencetak dan memberikan slip gaji kepada karyawan merupakan SOP di PTPN 4 TIU?
Savia menjawab kebijakan untuk tidak mencetak slip gaji itu bukanlah SOP di PTPN 4 TIU, itu tergantung sistem yang berlaku di kebun setempat beda kebun beda budaya.
Sehingga pantas diduga bahwa kebijakan tidak mencetak dan memberikan slip gaji merupakan sistem yang sudah berjalan dan merugikan karyawan di PTPN 4 TIU.
"Slip gaji ya, karena sistem itu sih," ucap Savia.
Sambung Savia, "Kalau saya sih sebenarnya tergantung karyawannya ya perlu untuk dicetak pasti dicetak karena slip gaji itu bukan barang yang susah di peroleh dan dapat diminta ke bagian personalia atau dapat diakses melalui android pada akun aplikasi IHCS masing masing milik karyawan, dan harus ada sosialisasi yang berkesinambungan dan dibantu oleh para Krani Afdeling.
Sementara disisi lain Savia juga menyadari bahwa tidak semua karyawan PTPN 4 TIU menggunakan HP Android. Dan karyawan tidak perlu ke kantor sentral untuk meminta slip gaji agar tidak memakan waktu.
Menurut Savia slip gaji juga merupakan rahasia konfidensial Karena sebelumnya pernah terjadi, ketika slip gaji dicetak akan menjadi perbandingan bagi istri para karyawan sehingga menjadi gosip dan kesenjangan yang dikuatirkan menjadi pemicu keributan rumah tangga.
Terkait pertanyan iNewsAsahanRaya.id kenapa slip gaji tidak dicetak dan diterima oleh karyawan?
Ibu Asiten SDM menjawab, "karyawan menerima slip gaji tapi melalui aplikasi karena itu hak karyawan, nanti bisa kita sepakati lagi jika hal tersebut benar-benar dibutuhkan oleh karyawan dengan tetap membatasi data pribadi yang dapat diakses oleh orang lain karena slip gaji adalah termasuk objek perlindungan data pribadi," ucap Savia)
Pastinya karyawan sangatlah membutuhkan slip gaji yang merupakan hasil jerih payah mereka bekerja setiap bulannya, namun Ibu Asisten SDM masih saja bilang "jika hal tersebut benar-benar dibutuhkan oleh karyawan maka akan disepakati".
Apakah dengan statement diatas terkesan seolah-olah karyawan tidak butuh dengan slip gaji?
Sementara dalam wawancara Ketua SP Bun PTPN 4 TIU Munawir dengan tegas mengatakan bahwa SP Bun tetap berpihak kepada karyawan dan memperjuangkan nasib karyawan dan seluruh karyawan sudah menerima Slip gaji setiap bulannya, sementara pengakuan Asisten SDM karyawan menerima slip gaji melalui aplikasi IHCM.
Kedepannya para karyawan panen PTPN 4 TIU dengan kepolosannya dan segala kelemahan dan kekurangan dirinya sangat berharap agar PTPN 4 TIU mencetak dan membagikan slip gaji kepada seluruh karyawan.
Editor : Mohd Fadly Pelka
Artikel Terkait
