BATU BARA, iNewsAsahanRaya.id - Merasa muak dengan sikap PT Multi Mas Nabati Asahan (MNA) Kuala Tanjung, yang diketahui hingga saat ini masih belum juga memberikan solusi terhadap warga yang terdampak banjir dan pencemaran air bahkan tidak sedikit diantara warga dusun IV Desa Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Batu Bara yang terjangkit penyakit gatal-gatal diduga akibat pencemaran air yang mengancam kesehatan warga, setelah berdirinya tembok pembatas milik PT MNA.
Terkait hal tersebut demi memperjuangkan hak-hak warga sekitar, Forum Pemuda Pemudi Kuala Tanjung (FPPKT) tak tinggal diam dan terus memperjuangkan hak warga sekitar, dengan menggelar aksi demo di PT Multi Mas Nabati Asahan (MNA) Kuala Tanjung. Aksi tersebut diwarnai dengan penyerahan keranda mayat kepada Manager PT MNA Kuala Tanjung yakni Edico alias Aliang sebagai bentuk kekesalan dan kekecewaan warga kepada PT MNA.
Kordinator aksi, Muhammad Syafii, dengan lantang menyebutkan Wilmar Group harus segera mencopot Aliang dan angkat kaki di Bumi Melayu Kuala Tanjung.
"Aliang ini terkesan tidak peduli dengan masyarakat yang ada di seputaran perusahaan. Saat ini kebijakan pihak mangemen PT MNA tidak berpihak kepada putra daerah dan warga sekitar, salah satu contoh penanganan banjir dirumah warga dampak pembangunan tembok perusahaan," ujar Syafii dalam orasinya.
Salah satu orator, Ismail, mengatakan, kekesalannya karena pihak manager Aliang bersama rekannya minum - minum tuak di mes perumahan milik PT MNA.
"Siapa bilang minuman tuak tidak berbahaya, sudah banyak korban berjatuhan akibat minum tuak. Aliang dengan rekan - rekannya dengan sengaja melakukan pesta tuak di Tanah Melayu Kuala Tanjung," ungkap Ismail.
Ketika dikonfirmasi perwakilan pihak perusahaan PT MNA, Manager Keamanan yakni Saragih, saat menerima keranda mayat, enggan memberikan komentar kepada awak media.
Editor : Mohd Fadly Pelka