ASAHAN, iNewsAsahanRaya.id - Sejumlah perawat berstatus tenaga sukarela di Kabupaten Asahan melakukan aksi mengerikan menjahit mulut mereka pada Selasa (27/9/2022).
Suasana tangis kesedihan mewarnai aksi unjuk rasa ratusan tenaga medis perawat se-Kabupaten Asahan. Ada lima rekan seprofesi mereka mewakili aksi menjahit mulut.
Mereka mendatangi kantor Bupati Asahan menuntut kejelasan insentif bagi perawat.
Dari pantauan iNewsAsahanRaya.id, para perawat melakukan long march satu kilometer menuju kantor Bupati Asahan.
Dalam orasinya perawat yang berstatus tenaga sukarela meminta kepada pemerintah untuk memperhatikan kesejahteraan perawat atau tenaga medis sukarela yang non Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Mereka selama ini, hanya menerima upah insentif Rp300.000 per bulannya. Hal ini sudah berlangsung selama lima hingga sepuluh tahun lebih.
"Tuntutan kami hanya satu, mencantumkan anggaran insentif kepada para nakes yang hari ini terdata sebagai tenaga suka rela yang telah menandatangani kontrak kerja. Mereka ini enggak ada honor," kata penanggung jawab aksi, Andrian Sulin, Selasa (27/9/2022).
Wakil Bupati Asahan Taufik yang menemui para demonstras mengaku akan mempelajari apa yang menjadi tuntutan para tenaga medis perawat tersebut.
"Tuntutan mereka itu kan kalau bisa ada insentif kepada mereka yang sudah bekerja dari tiga tahun sampai 10 tahun," ucapnya. Perawat berharap pemerintah dapat secepatnya menindaklanjuti aspirasi mereka. Para perawat berjanji akan terus melakukan aksi jika tuntutan mereka belum terpenuhi.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait