BATU BARA, iNewsAsahanRaya.id - Puluhan massa pendemo dari Aliansi Massa Terdampak (AMT) gelar aksi demo didepan Gerbang PT MNA Kuala Tanjung, menuntut dampak pembangunan tembok yang mengakibatkan rumah warga banjir dan air sumur warga tercemar hingga bau tak sedap dan mengakibatkan gatal pada kulit. Dalam aksi ini Massa minta Aliang Manager PT MNA jangan sembunyi.
Hal tersebut diungkapkan salah satu orator AMT, Yusri Bajang saat berorasi didepan gerbang PT MNA. Rabu (08/11/2023).
Disebut Yusri, warga yang berada di sepanjang tembok milik PT MNA, sudah muak dengan janji - janji perusahaan terkait penanggulangan banjir dan pembebasan tanah.
"Perusahaan terkesan mengulur - ngulur waktu, sementara warga harus menanggung penderitaan karena mengalami banjir saat musim penghujan. Tidak hanya banjir air sumur warga juga tidak layak pakai karena berobah warna dan gatal - gatal kalau digunakan untuk mandi," ungkap Yusri Bajang dengan pengeras suara.
Pendataan rumah warga terdampak sudah dilakukan lebih kurang 3 bulan yang lalu namun progresnya sama sekali tidak berjalan dan terkesan warga hanya diberi Pengharapan Palsu (PHP).
"Warga sepertinya kena PHP, alasan akan dikomunikasikan dengan Head Office (HO - kantor pusat) namun perkembangannya terkesan jalan ditempat. Sementara itu warga terus menderita dan tidak ada konpensasi apapun dari PT MNA" ujar Yusri.
Yusri Bajang juga menantang pihak perusahaan untuk mencoba meminum air sumur warga yang diduga sudah terkontaminasi limbah.
"Saya beri satu juta rupiah bagi siapa saja dari pihak manajemen perusahaan yang berani minum air sumur warga ini," tantang Yusri sambil memegang air sumur yang berwarna minyak bensin.
Aksi warga berhenti sejenak setelah pihak manajemen PT MNA diwakili manejernya bernama Rusiana dan Juni minta perwakilan massa untuk berembuk di aula namun Aliang tidak juga kelihatan.
Pihak perusahaan PT MNA dan warga telah menandatangani kesepakatan untuk segera dilakukan musyawarah penetapan harga.
Editor : Mohd Fadly Pelka
Artikel Terkait