get app
inews
Aa Read Next : Santunan Anak Yatim Dari Pedagang Gelugur Rantauprapat Diserahkan 

Peristiwa Malari 1974, Luhut Panjaitaan Diperintah Jenderal Kopassus Ini Cari Makan untuk Prajurit

Sabtu, 17 September 2022 | 11:38 WIB
header img
Luhut Panjaitan menemui seseorang di Jakarta Pusat untuk mendapatkan bantuan makanan ketika peristiwa Malari 1974. Foto/Istimewa

"Waduh, bagaimana ini, anggota kan sudah pada pulang semua dan sebagian besar anggota kan tinggal di luar asrama," gumam Perwira Pertama RPKAD ini saat meninggalkan ruangan Danjen. Tapi ia harus bergerak cepat. Soegito segera memanggil seluruh perwira untuk segera mengumpulkan anggota, sedapatnya. Kapten Inf Adrian Sitorus, Kapten Inf Bambang Mulyanto, Kapten Inf Lubis, Lettu Inf Luhut Panjaitan, dan Lettu Inf Istarto segera menghadap.

Mereka berhasil mengumpulkan sekitar 100 anggota. Setelah melakukan persiapan dan menyiapkan senjata, mereka sudah bersiap berangkat. Soegito masih sempat pulang untuk makan siang dan mengambil radio 4 band Phillips kebanggaannya. Sekitar pukul 4 sore, iring-iringan truk meninggalkan markas Kopassandha di Cijantung. Tidak langsung ke Senen, sesuai perintah Danjen, pasukan bergerak ke Merdeka Barat untuk menemui Pangdam Jaya Mayjen Gustaf Henrik Mantik. 

Seperti halnya Danjen, perintah yang diterima Soegito dari Pangdam juga masih kabur. "Cepat atasi di Senen, jangan sampai bakar-bakar," perintah Pangdam. Soegito mencoba meminta kejelasan, apa yang harus dilakukannya. "Terserah Jullie lah," katanya dengan gaya Belanda. 

Pasukan pun langsung bergerak ke arah Senen. Ternyata di sana massa sudah berkumpul sangat banyak, berbaur antara mahasiswa dan rakyat. Melihat dinamika di lapangan ini, Soegito segera membagi kekuatannya yang tidak seberapa itu. Ada yang tetap di Senen, sementara yang lain disebar ke arah Salemba dan Patung Tani. 

Memang penumpukan massa terjadi di tiga titik itu. Dengan mengonsentrasikan pasukannya di tiga titik itu, Soegito berharap bisa melokalisir kerusuhan sehingga tidak merembet ke tempat yang lain. Soegito dengan beberapa anggota dan carakanya mengambil posisi di tengah-tengah, di pertigaan Senen. Sejumlah banguan terlihat sudah mengepulkan asap. 

Sore itu Jakarta terasa terlalu cepat gelap karena ditutupi asap kebakaran. Dalam kekacauan itu, tiba-tiba datang seseorang sambil tergopoh-gopoh dengan raut muka pucat. Ia ternyata pemilik showroom mobil Astra, minta tolong supaya gedungnya bisa diamankan karena hendak dibakar massa. 

Mantan Pangdam Jaya ini tidak segera menjawab, karena bingung pasukan mana yang harus digerakkannya. Ia hanya dengan beberapa anggotanya di perempatan Senen itu. "Nanti sajalah," jawab Soegito tegas, sebelum salah seorang sersan anggotanya berinisiatif menolong. 

Editor : Vitrianda Hilba Siregar

Follow Berita iNews Asahanraya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut