Fikri pun menyesalkan, kenapa panitia dan PSSI tidak menggelar kegiatan sosial yang lebih simpatik sesuai dengan pernyataan duka yang disampaikan.
“Jauh lebih simpatik, bila acara digelar dengan mengunjungi TKP stadion kanjuruhan, ziarah ke makam korban, atau membesuk para korban luka berat yang hingga detik ini masih dirawat di RS,” lanjutnya.
Terlebih, dia menambahkan, tragedi Kanjuruhan bisa dikategorikan sebagai salah satu tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah sepakbola dunia. Sebanyak total 134 orang meninggal dunia atas tragedi itu, 44 diantaranya anak-anak dan balita.
Satu orang meninggal dunia pada Jumat (21/10) setelah dirawat intensif di ICU RSUD Saiful Anwar dan 2 orang masih berada di ICU di RS yang sama dengan kondisi yang masih belum stabil.
“Saya melihatnya memang tidak pantas ‘merayakan’ tragedi ini dengan cara seperti itu, di tengah kuburan para korban yang belum kering, dan beberapa korban yang masih berjuang untuk hidupnya di RS,” tandas Fikri.
Editor : Vitrianda Hilba Siregar