BATU BARA, iNewsAsahanRaya.id - Agar menghasilkan padi yang memiliki tangkai dan bulir banyak harus menggunakan bibit padi yang berkualitas dan berlabel.
Itulah alasan yang dipergunakan Kepala Desa (Kades) Cengkring Pekan Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara Pantas Aritonang yang menganggarkan pemberian bibit padi berkualitas secara gratis kepada warganya yang mayoritas petani.
Untuk mendapatkan bibit yang menurut Kades berkualitas, melalui Dana Desa tahun 2022 dan 2023 dianggarkan pengadaan bibit padi yang diberikan gratis kepada petani.
Namun bibit yang dibagikan Kades kepada petani bukannya bibit berlabel dari penangkar bibit di Tanjung Morawa.
Dirinya malah mengolah padi hasil panen miliknya menjadi bibit dan dikemas serta diberi label.
Menjawab wartawan, dengan lugas Kades mengakui bibit yang dibagikan kepada petani berasal dari padi miliknya.
"Iya bibit berasal dari padi saya. Saya adalah penangkar bibit padi di Batu Bara", ungkapnya saat ditemui di kantornya, Senin (30/10/23).
Menurut dirinya, seluruh bibit yang dihasilkan dari penangkarannya terlebih dahulu dibawa ke Dinas Pertanian Pemprovsu untuk dilakukan uji mutu.
"Setelah lolos uji mutu barulah bibit padi tersebut dibagikan kepada petani", terangnya.
Namun ketika diminta menunjukkan sertifikat penangkaran padi dan sertifikat uji mutu bibit dari penangkaran miliknya, Kades mengelak.
"Surat itu masih tinggal di BPP dan belum saya ambil. Untuk jelasnya tanya aja ke Dinas Pertanian Kabupaten (Batu Bara)", dalihnya.
Demikian pula saat ditanya besaran anggaran pengadaan bibit padi lagi-lagi Kades mengelak dengan mengatakan lupa.
Terkait penggunaan Dana Desa tahun 2023 yang dipergunakan untuk pelatihan pembuatan sumpit (tandok) kembali Kades mengaku lupa jumlah anggarannya. "Itu yang tau Bendahara, saya lupa berapa jumlahnya", elaknya lagi.
Penelusuran dilapangan menyebutkan anggaran pelatihan tersebut sebesar Rp. 64 juta. Namun warga tidak mengetahui sejauh mana hasil pelatihan yang disebut-sebut langsung ditangani Kades.
Editor : Mohd Fadly Pelka