KISARAN, iNewsAsahanRaya.id - Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo memberikan pujian terhadap kehidupan harmonis dan kerukunan beragama di Kota Kisaran Timur, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.
Ganjar menyampaikan apresiasinya saat melakukan ramah tamah dengan berbagai tokoh di masyarakat, termasuk tokoh agama, generasi milenial, dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Riverview Kafe dan Restoran.
"Kami gembira melihat tingkat kerukunan beragama yang baik di sini meskipun suku-suku yang berbeda banyak, semua orang merasa memiliki peluang yang setara," ujar Ganjar dalam pernyataan tertulis pada Minggu (12/11/2023).
Ganjar menganggap kerukunan yang ada di Asahan dapat menjadi contoh positif untuk daerah-daerah lain dalam menjaga harmoni kehidupan sosial. Menurutnya, nilai-nilai ini sangat penting untuk dijaga agar semua elemen masyarakat dapat bersatu.
Sambil mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Asahan atas sambutan yang luar biasa selama kunjungannya, Ganjar mengapresiasi kehangatan dan penghargaan yang selalu ditunjukkan dalam bentuk tradisi adat. Baginya, semua ini merupakan pencapaian yang luar biasa.
Ganjar Pranowo Merupakan Sosok yang Toleran
Ganjar Pranowo memang dikenal sebagai sosok yang sangat toleran. Hal tersebut dapat terlihat dari ketika dia menjabat menjadi Gubernur Jawa Tengah, juga dapat dilihat dari kunjungannya kepada tokoh-tokoh lintas agama dalam beberapa minggu terakhir. Salah satu contoh adalah ketika dia mengunjungi Keuskupan Tanjungkarang di Bandar Lampung.
Mantan anggota DPR RI tersebut menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai kelompok suku, ras, dan agama yang beragam. Oleh karena itu, penting untuk selalu merawat dan menjaga nilai-nilai Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Ganjar sendiri menyatakan bahwa sikap toleransi beragama bukanlah hal baru bagi penduduk Nusantara. Tradisi saling menghormati dan menghargai perbedaan telah diperlihatkan sejak zaman nabi dan wali.
"Keberagaman ini merupakan bagian dari takdir alam. Keragaman di Indonesia telah tertulis dalam takdir ilahi. Oleh karena itu, para ulama telah memberikan peringatan, prioritaskan etika dan tata krama sebelum menunjukkan pengetahuanmu," ungkapnya.
Ganjar menekankan bahwa banyak kisah yang memberikan pelajaran tentang sikap toleransi. Bahkan, untuk menunjukkan sisi kemanusiaan yang luar biasa, Rasulullah rutin memberi makan seorang nenek Yahudi tiga kali dalam seminggu, meskipun nenek tersebut selalu menyuarakan hal-hal buruk tentang Rasulullah.
"Sikap toleransi ini juga diperlihatkan oleh para wali di Nusantara. Sebagai contoh, Sunan Kudus melarang muridnya untuk menyembelih sapi sebagai bentuk penghormatan terhadap penganut agama Hindu," jelasnya.
"Perilaku untuk menghargai dan menghormati setiap individu, termasuk yang memiliki keyakinan berbeda, telah diwariskan oleh para pendahulu kita sejak dulu," tandasnya.
Editor : Vitrianda Hilba Siregar